Minyak dan Air Bersih, Dua Harta Nigeria Yang Kini Dalam Sengketa

Minyak dan Air Bersih, Dua Harta Nigeria Yang Kini Dalam Sengketa

Minyak dan Air Bersih, Dua Harta Nigeria Yang Kini Dalam Sengketa – Di komunitas pesisir Delta Niger, pencemaran minyak di lingkungan laut telah menghabiskan sumber daya ikan dan air yang mana masyarakat lokal secara tradisional bergantung pada nilai ekonomi sungai. Ini telah menyebabkan pola konflik yang kompleks di wilayah ini sejak akhir 1990-an. Tumpahan minyak, pembakaran gas, dan aktivitas lain dari perusahaan minyak telah menyebabkan degradasi lahan dan sumber daya laut yang masif. Para pecinta lingkungan dan ilmuwan telah memberikan perkiraan yang bervariasi tentang besarnya dan frekuensi tumpahan minyak di wilayah tersebut.

Masyarakat setempat menyalahkan perusahaan multinasional minyak dan pemerintah Nigeria atas degradasi lingkungan, dan pada akhirnya dipaksa berakhir pada solusi kompensasi, yang malah dianggap tidak layak atas dampaknya, pula tersendat pembayarannya. Masyarakat juga telah menabur benih konflik di dalam dan di antara mereka sendiri tentang masalah ini. Benih konflik yang bisa meledak dan dibaca dengan dua suku kata: Perang saudara.

Pemerintah Nigeria dianggap gagal memaksa perusahaan multinasional minyak untuk mematuhi peraturan perlindungan lingkungan setempat. Tidak mengherankan karena pemerintah diuntungkan dari pendapatan minyak, yang menjadi andalan ekonomi Nigeria. Tetapi kerusakan lingkungan alam telah membuat masyarakat di kawasan menjadi kian miskin. Tingginya tingkat kemiskinan di Delta Niger berbeda dengan kekayaan minyak yang sangat besar telah jelas digambarkan dalam Indeks Kemiskinan Multi Dimensi PBB tahun 2015. Aktivitas terkait minyak juga merusak sumber air bersih. Ini memicu konflik atas sumber daya yang tersedia terbatas.

Juga ada dimensi lain: keterlibatan elit lokal dan dan masyarakat tua. Upaya mereka untuk memperoleh keuntungan moneter melalui manfaat minyak, termasuk kontrak untuk membersihkan tumpahan minyak dan memonitor jaringan pipa, telah memperumit masalah lingkungan. Peran beberapa aktor lokal dalam lanskap lingkungan dan konflik ini telah diremehkan oleh para analis. Masalahnya menjadi melebar dan sulit diuraikan.

Tumpahan minyak, pembakaran gas, dan aktivitas lain dari perusahaan minyak memiliki dampak lingkungan yang besar pada perikanan dan pertanian subsisten. Sungai-sungai tercemar dan jaring ikan dan perahu rusak oleh minyak. Tekanan pada tanah ikut meningkat, yang mengarah pada deforestasi dan eksploitasi lahan marginal. Orang-orang kehilangan sumber pendapatan dan tidak menyisakan alternatif, kecuali yang juga membahayakan lingkungan pada sektor lainnya. Seperti dalam makalah antara Amartya Sen, Stigltz, dan Fittousi: Sifat masyarakat yang terbelenggu dalam kemiskinan akan mengekploitasi alam lebih parah dari eksploitasi yang mengaku ada izin dan amdal.

Minyak dan Air Bersih, Dua Harta Nigeria

Akhirnya ini membawa konflik dalam berbagai segi. Konflik awal antara komunitas minyak, perusahaan minyak dan pemerintah Nigeria telah meningkat menjadi konflik di dalam dan di antara komunitas minyak. Orang diadu satu sama lain dalam mencari manfaat terkait minyak atau mata pencaharian. Manfaat minyak dapat berupa kontrak untuk pembersihan tumpahan minyak, pengawasan pipa dan proyek pengembangan. Beberapa aktor lokal mengendalikan sedikit manfaat yang mengalir ke masyarakat dari perusahaan minyak dan pemerintah.

Tetapi mayoritas yang disisihkan mencari cara untuk bertahan hidup dengan mengekploitasi sumber daya alam lain yang masih perawan. Strategi mengatasi aktor lokal yang teralienasi juga mendatangkan malapetaka lebih lanjut pada lingkungan yang rapuh dan sumber daya laut. Ada efek lain berupa vandalisme pipa, sebagai pembalasan terhadap mereka yang dikecualikan dari manfaat minyak. Solusinya jelas kembalikan nelayan dan petani ke ladang pencaharian mereka, dan olah minyak secara perlahan dan mandiri.